Home

Minggu, 05 Februari 2012

ASPEK SOSIAL BUDAYA DALAM PELAYANAN KEBIDANAN





            Dalam masyarakat pada umumnaya pentingnya akan kesehatan masih banyak yang belum sepenuhnya memahami,terutama pada orang awam yang masih menjunjung tinggi adat istiadat dan budaya  daerah mereka dan kepercayaan pada nenek moyang atau orang terdahulu sebelum mereka,meraka masih mempercayai mitos-mitos tentang cara-cara mengobati masalah kesehatan,padahal pada faktanya kegiatan mereka tersebut malah menjadi penghambat dalam peningkatan kesehatan masyarakat terutama masalah kesehatan ibu dan anak.apa lagi di era sekarang ini kondisi kesehatan ibu dan anak sangat-sangat memprihatinkan.masih banyak anak-anak yag nutrisi dan gizinya belum tercukupi,karena sebagian masyarakat masih menganggap bahwa apa yang telah di berikan orang terdahulu mereka harus di berikan kepada anak mereka sekarang.
            Pada ibu hamil juga masih banyak mitos-mitos yang di percaya untuk tidak di lakukan,padahal itu harus di lakukan untuk kesehatan ibu dan janin yang di kandungnya,misalnya seperti di larang makan ikan laut,padahal ikan laut itu bergizi tinngi dan banyak mengandung protein yang bagus untuk kesehatan ibu dan janin,tapi mitos dalam budaya mereka melarang larang untuk memakannya.pada budaya di daerah mereka ada juga ritual untuk wanita yang sedang hamil,seperti upacara mengandung empat bulan,tujuh bulan,dan lebih dari sembilang bulan.
            Menjadi seorang bidan desa dan di tempatkan pada desa yang plosok dan masih tinggi menjunjung adat istiadat budayan dan mempercayai mitos sangatlah susah dan penuh perjuangan mental dan raga,karena masyarakatnya lebih mempercayai mitos dari pada tenaga kesehatan seperti bidan,mereka masih mempercayai dukun untuk menolong persalinan atau pun menyembuhkan  penyakit yang di derita masyarakat dan anak.padahal persalinan dengan bantuan dukun akan menakutkan sekali,karena takut terjadinya infeksi paska persalian,misalnya penularan penyakit selama persalinan,seperti pemotongan tali pusar dengan menggunakan gunting biasa atau belatih dari bambu,padahal seharus naya semua alat yang di gunakan dan gunting tersebut harus di sterilkan terlebih dahulu,tapi kalau dukun tidak melakukan hal itu.
            Jadi tugas kita sebagai tenaga kesehatan bidan dalam upaya untuk menanggulangi maslah-masalah tersebut dan meningkatkan kesehatan ibu dan anak kita harus merubah paradigma masyarakat awam tentang ke jelekan tenaga kesehatan bidan di mata orang awam,karena bidan lebih berkompeten dalam melkukan tindakan karena sudah mendapatkan ilmu yang banyak dan mengetahui tentang maslah dan penanggulanganya secara baik dan benar sesuai prosedur kesehatan yang ada.dan pemerintah juga harus berperan dalam pengadaan penunjang untuk mencapai mengurangi kematian ibu dan bayi yang dalam program pemerintah di beri nama sasaran milineum development goals (MDGs).sehingga menciptakan sebuah masyarakat yang tanggap dan berperan aktif dengan maslah kesehata,terutama untuk diri mera sendri,dan menjadikan suami siaga pada saat akan persalinan,dan tercapai lah tujuan pemerintah tecapai tindakan untuk membuwat “ibu selamat,bayi sehat,dan suami siaga”.

Contoh –Contoh Aspek Sosial Budaya Dalam Pelayanan Kesehatan
Pada masyarakat di daerah tempat tinggal saya,masih banyak mitos-mitos yang di percayai ketika hamil dan pada saat anak sakit misalnya:
*      Minum air kelapa muda dan minyak kelapa saat hamil,karena akan memperlancar persalinan
*      Pada saat hamil ketika keluar malam harus membawa  gunting atau pisau kecil,agar tidak di ganggu oleh mahluk halus
*      Ada kepercayaan kalau pada saat hamil perutnya bulat,berati bayi perempuan
*      Minum jamu pada saat hamil,akan membuwat ibu dan bayinya sehat
*      Pada saat hamil tidak boleh menyakui telor,di percaya pada saat persalinan akan sulit atu di kenal istilah “bebelen”
*      Wanita hamil tidak boleh makan buah nanas dan duren,karen bisa menyebabkan keguguran
*      Saat hamil tidak boleh membicarakan orang lain tentang kejelekannya karna dapat berbalik pada anak yang di kandungnya
*      Saat hamil juga di larang untuk membangun rumah,karena bisa membuat janin yang di kandung keguguran
*      Ketika hamil tidak boleh menyakui sesuatu yang kemudian di diamkan di kantong secara lama dan tidak di ambil dan mengusap minyak sembarangan d bagian tubuh ,karena menyebabkan adanya toh (tanda lahir) yang banyak di seluruh tubuh
*      Pada saat hamil tidak boleh mengkonsumsi santan,karena manyebabkan bayinya kotor
*      Ketika anak demam di kompres menggunakan parutan ketimun
*      Jika masuk angin di kerokin menggunakan bawang merah
*      Pada saat anak mengalami gangguan nafas seperti nafasnya susah atau mengalami gangguan seprti ada suara wheezing dan ronkhi di obati menggunakan darah haid ibunya dengan cara dalam istilahnya “di cekokin”
*      Jika anak terkena flu,kepalanya di beri bawang merah yang di haluskan
*      Kalau anak terkena step (kejang) di beri setetes kopi





Ada juga sebuah budaya yang di lakukan pada saat hamil,anak,dan masyarakat,seperti
*      Pada saat upacara jutuh bulan seorang ibu membuwat rujak buah,kata kalau rasa rujaknya itu enak anaknya cewek,kalau tidak enak cowok.
*      Kemudian ada ritual suami pecah kelapa,jika pecahanya lurus dan pas anaknya cowok,tapi kalau melenceng anaknya cewek.
*      Pada saat pitonan di adakan pengajian yang di beri nama ” berjanjen”
Sejenis pembacaan solawat-solawat,dan membaca ayat-ayat suci
*      Pada saat kakinya sakit atau pegal-pegal di suruh memberi air ludah pertama setrlah banguntidur,sebelum turun dari tempat tidur
*      Jika anak demam,pasti di bawa ke dukun untuk dalam istilahnya “ di suwok”



Contoh yang harus di lakukan pemerintah sebagai penunjang keberhasilan rencana tersebut seperti :
·         Membangun sarana kesehatan di setiap desa,seperti puskesma,polindes,atau poliklinik
·         Menyedikaan tenga kesehatan yang berkompeten dan memadai
·         Fasilitas yang ada dalam sarana kesehatan harus memadai dan lengkap
·         Lebih sering di adakan penyuluhan tentang kesehatan kepada masyarakat
·         Menyediakan pelayanan kesehatan untuk orang yang tidak mampu seperti jamkes mas,jampersal,dll.

 









ASPEK SOISAL BUDAYA YANG BERKAITAN DENGAN
PRAPERKAWINAN.PERKAWINAN,KEHAMILAN,PERSALINAN,NIFAS
DAN BAYI BARU LAHIR (BBL)



            Pada masyarakat indonesia banyak sekali budaya yang ada,dan masih bnayak sekali para masyarakat masih meninggikan budaya mereka dan percya dengan mitos.pada perkawinan terjadi beberapa tahap terlebih dahulu sebelum menginjak ke jenjang pernikaha,di sini tahap-tahapnya adalah perkenalan satu sama lain dan keluarga masing-masing atau tahap pacaran ,kemudian terjadi pinangan atau lamaran,bila sudah terlaksana itu pasti akan meningkat kejenjang pernikah,setelah itu masih banyak tahap yang perlu di lalui,lebih mengarah ke perkenalan lebih lanjut,saling menerima dan mengti atas kekurangan masing-masing,saling melengkapi kenyatan kekurangan dan peredaan yang nyata terlihat setelah memasuki jenjang pernikahan,bila mereka dapat melalu semua kenyatan tersebut maka mereka akan  menjadi keluarga yang sakinah,mawadah,warohmah.
            Pada saat kehamilan banyak masyarakat masih mempercayaan mitos yang ada,sehingga menyebabkan masalah untuk mereka sendiri,seperti kematian atau kesakitan yang hebat pada ibu dan anak yang di sebaban dari faktor soaial budaya di lingkungan mereka sendiri.dan masih banyak para ibu menggap bahwa hamil itu adalah hal yang biasa dan kodrati serta alamiah,sehingga meraka tidak memikirkan untuk memeriksakan dan memperhatikan gizi untuk ibu dan bayinya,hal ini terjadi karena rendahnya tinggkat pendidikan dan pengetahuan terhadap masalah kesehatan,kehamilan,persalinan,dll.kuranganya pengetahuan dan ilmu menyebabkan salah kaprah dalam menyikapi kesehatan ibu dan bayi,meraka tidak mementingkan kebutuhan nutrisi dan vitamin serta gizi meraka bahkan tidak tahu  tentang suatu ancama bahaya yang mengintai mereka sehingga menyebabkan kematian pada ibu dan bayi,kasus lain sering di temukan pada bayu baru lahir.mereka memperlakuan bayi baru lahir dengan setidak mana mestinya,karena mereka masih berpegang teguh dengan mitos dan kurangannya pengetahuan.




Contoh –Contoh Aspek Soisal Budaya Yang Berkaitan Dengan Praperkawinan.Perkawinan,Kehamilan,Persalinan,Nifas Dan Bayi Baru Lahir (Bbl)
Contohnya di daerah tempat tinggal saya dalam praperkawinan,perkawinan,persalinan,nifas,dan bayi baru lahir seperti :
§  Adanya tahap ta’aruf sebelum menikah,
§  Melakukan pacaran setelah pernikah
§  Sebelum hari pernikahan mempelai wanita di culik terlebih dahulu oleh calon prianya
§  Sebelum pernikahan para calon pengantin tidak boleh pergi kemana-mana
§  Mas kawin atau srah-srahan dalam pernikahan seorang laki-laki harus banyak,karna untuk menunjukan bahwa dia mampu menhidupi sang istri setelah menikah nanti
§  Saat sebelum persalian ibunya tidak oleh tidur dan hrus berjalan-jalan sampai pembukaan lengkap
§  Setelah persalinan ibu di larang tidur
§  Ketika masa nifas harus minum ramuan-ramuan agar darahnya tidak bau amis
§  Sebelum persalinan meminum minyak kelapa agar mudah untuk persalinan
§  Pada masa nifas ibu pantangan memakan makanan yang pedas,karena menyebabkan ASI nya juga pedas
§  Bayi baru lahir di bedakin tepung kanji agar rambut kecil di tubuh atau lanugo hilang
§  Bayi baru lahir tidak boleh di bawa jauh keluar rumah sebelum 40 hari,karan di takutkan terkena penyakit orang lain dan di ganggu mahluk halus
§  Menggunting bulu mata bayi agar bisa lentik
§  Bayi  di pakaikan  gurita  agar perutnya kecil dan tidak kembung
§  Ketika memasuki azan magrib,bayi harus di gendong atau di panggku,agar bayi tidak nangis di ganggu roh jahat










CARA-CARA PENDEKATAN SOSIAL BUDAYA DALAM
                                                        PRAKTEK KEBIDANAN                   


            Dalam sebuah praktek kebidanan tidak sedikit hambatan dalam melaksanakanya terutama pada masyarakat plosok desa dan yang masih mebjunjung tinggi budaya dan mitos mereka.kita sebagai tenga kesehatan bidan,harus bisa melakukan pendekatan kepada masyaratnya agar tidak slah kaprah tentang mitos-mitos yang di percayai oleh mereka.banyak akses untuk melakukan pendekatan sosial budaya  dalam praktek kebidanan terhadap orang awam,sehingga yang di inginkan orang-orang awam lebih tahu tentang masalah lingkup kehatan,terutama keshatan untuk dirinya sendri,yang di harapkan bisa mencegah atau mengobati penyakit pada dirinya sendri untuk penyakit tipe ringan,seperti demam.
            Dalam pendekatan ini di harapkan bisa menunjang tujuan banggsa indonesia,salah satunya “mensejah terakan kehidupan bangsa” dalam bidang kesehata,karena “jika bangsanya sehat,maka negara kuat,dan sebaliknya jika bangsa sakit,maka negara lemah”.jadi kita sebagai tenga kesehatan bidan harus bisa dan wajib melaksanakan pendekatan sosial budaya dalam masyarakat.dan di harapkan bisa meningkatkan kondisi atau derajat kesehtan  dan gizi dalam masyarakat sehngga tercapainya kesejahteraan sosial.

Contoh-Contoh  Pendekatan Sosial Budaya Dalam Praktek Kebidanan
Dalam kehidupan nyata di daerah saya,pendekatan-pendekatan seperti itu,misalnya:
v  Paendekatan melalui masing-masing keluraga,jadi setiap kelurga di lakukan pendekatan
v  Pendekatan melalui langsung pada setiap individunya sendri,mungkin cara ini lebih efektif
v  Sering melakukan penyuluhan di setiap PKK atu RT tentang maslah dan penangulangi kesehata
v  Mengikuti arus sosial budaya yang ada dalam masyarakat tersebut,kemudian klau ssudah memahami,kita mulai melakukan pendekatan secar perlahan-lahan
v  Melawan arus dalam kehidupan sosial budaya mereka,sehinnga kita menciptaakan asumsi yang baru kepada mereka,tapi cara ini banyak tidak mendapatkan respon posive

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Tuliskan Komentar yang Membangun, Terima Kasih